Minggu, 17 Juli 2016

Mengenai angka untuk jumlah semua babnya dan penjelasan singkat spesifikasi tiap bab.

Angka 28 memiliki nilai yang sangat simbolik bagi saya sendiri dan dalam konsep Buddhisme. Sebagai seorang yang sudah mengabdikan diri kepada Buddhisme, saya mengetahui jika ada sebuah kitab Sutra Buddhis Mahayana yang memiliki jumlah bab bernilai 28. Kitab itu adalah kitab Sutra Keajaiban Dharma Bunga Teratai. Kitab suci agung itu telah banyak menginspirasi saya dalam proses penyempurnaan tahap akhir buku ini, dan jumlah bab – bab sebesar 28 bab saya percayai sebagai bentuk penghormatan saya terhadap kitab suci agung itu secara tidak sengaja. Ada seberkas benang halus yang mungkin menghubungkan buku ini dengan kitab suci itu secara esoterik.
Ke 28 bab dalam buku ini saya uraikan secara singkat sebagai berikut:
1.      Bab 1 : Purwaka tentang asal muasal munculnya kerajaan gaib para naga yang disebut kerajaan Aryanaga. Dalam bab ini juga ada diceritakan kisah tentang sosok seorang dewata yang ikut membangun kerajaan Aryanaga.
2.      Bab 2 : Cerita tentang raja keenam dari enam raja para naga kerajaan Aryanaga yang berubah menjadi iblis dan berhasil menaklukkan kerajaan Aryanaga.
3.      Bab 3 : Cerita tentang tokoh protagonis pokok bernama Ananda berhasil menemukan sebuah relik magis yang memenjarakan roh dari para raja kerajaan Aryanaga dan Ananda berhasil membebaskan roh para raja itu dari dalam relik magis.
4.      Bab 4 : Purwaka tentang raja keenam kerajaan Aryanaga yang bernama Nadera, dari awal hingga penakhtaannya dan pengkhianatannya terhadap kerajaan.
5.      Bab 5 : Purwaka tentang sosok Ananda dan seorang abang angkatnya bernama Egan Liu dari jasmani hingga batin. Cerita pertemuan antara Ananda dengan roh para raja kerajaan Aryanaga dalam mimpi, dan pertemuan antara Ananda dan Egan Liu di bagian akhir.
6.      Bab 6 : Cerita pertemuan antara Ananda dan Egan Liu di sebuah pantai, diikuti dengan peristiwa kebangkitan kembali raja keenam kerajaan Aryanaga dan kembalinya roh raja para naga ke tempat dimana jasad mereka tersimpan secara bersamaan.
7.      Bab 7 : Purwaka tentang tiga dari lima raja agung kerajaan Aryanaga dari lahir hingga berdirinya kerajaan Aryanaga, dengan Nadera ikut serta di dalamnya.
8.      Bab 8 : Purwaka tentang seorang pembuat senjata mahadewa di tanah Bali yang merupakan sosok reinkarnasi Ananda di masa lalu. Berikut cerita terciptanya sebuah pedang mahadewa yang kelak menjadi senjata untuk Ananda dalam pertempuran.
9.      Bab 9 : Kebangkitan kembali ketiga raja agung kerajaan Aryanaga dari kematian.
10.  Bab 10 : Tanda – tanda munculnya sosok Nadera yang menjadi iblis datang menghantui Ananda dan juga langkah awal yang menuntun Ananda untuk menghadapi takdirnya memasuki kerajaan Aryanaga.
11.  Bab 11 dan 12 : Purwaka tentang sesosok naga Tionghoa bernama Sri Kumara dan ceritanya bersama Putu Arya dari awal hingga akhir.
12.  Bab 13 : Cerita keberhasilan Nadera menciptakan sebuah pusaka sakti yang menjadi bala kekuatan mahadayanya untuk perang memperebutkan kerajaan Aryanaga.
13.  Bab 14 : Cerita tentang  perayaan hari raya Tionghoa oleh Ananda dan keluarganya. Bab ini memuat deskripsi tentang seni budaya orang Tionghoa secara melimpah dan intensif. Selain itu pada bab ini juga memuat sejumlah sugesti tentang adat istiadat dan tata cara dalam ritual religius Buddhisme. Rencana liburan ke Bali yang tersebutkan dalam bab ini menjadi awal bagi Ananda semakin mendekati takdirnya bertemu kerajaan Aryanaga.
14.  Bab 15, 16, 17 dan 18 : Takdir awal yang membawa Ananda semakin dekat dengan kerajaan Aryanaga dan perang memperebutkan kerajaan. Berikut cerita tentang aktivitas liburan antara keluarga Ananda dan Egan Liu selama di Bali.
15.  Bab 19 : Cerita tentang pengambilan senjata mahadewa untuk perang nanti dan peristiwa Egan Liu diculik oleh Nadera sebagai taruhan di perang nanti. Perang yang dimaksud akan diselenggarakan di sebuah kerajaan gaib kekuasaan Nadera yang bernama Nagapati Pitaloka Bhumi.
16.  Bab 20, 21, 22, 23, dan 24 : Cerita panjang dari persiapan menuju medan perang hingga perang di dalam Nagapati Pitaloka Bhumi. Perang dimenangkan oleh pihak Ananda beserta seluruh kerajaan Aryanaga, sementara Nadera dengan iblis di pihaknya berhasil dilenyapkan.
17.  Bab 25 : Cerita kenaikan tahta Ananda sebagai raja keenam kerajaan Aryanaga dan menggantikan Nadera untuk selamanya. Pada bab ini memuat banyak kutipan – kutipan berbau instruksi dan sugesti religi yang disadur dari kitab Sutra Buddhis dan literatur Buddhisme. Pada bab ini juga saya menjadikannya sebagai penghormatan eksklusif untuk kitab Sutra Keajaiban Dharma Bunga Teratai, khususnya untuk bab ke 25 kitab sutra.
18.  Bab 26 : Pesta kemenangan menyambut kemerdekaan kembali kerajaan Aryanaga.
19.  Bab 27 : Cerita kembalinya Ananda bersama Egan Liu kepada keluarganya. Ananda diberi kesempatan untuk berpamitan dengan keluarganya selama beberapa hari, dan pada bab inilah memuat tulisan terbaik saya dalam hal kasih sayang abadi antara ibu dan anak.
20.  Bab 28 : Cerita penyelenggaraan upacara mengantar kepergian Ananda untuk selamanya dari keluarganya. Pada bab ini seni kebudayaan berbau corak klasik khas kerajaan Hindu Buddha dari jaman Jawa kuno dibeberkan secara intensif dalam deskripsi. Selain itu juga memuat sugesti religi tentang sebuah Sutra Buddhis yang sangat terkenal di seluruh dunia dalam prosesi ritual.
21.  Kata – kata sambutan oleh saya sebagai penulis dan halaman tambahan untuk memuat semua kosakata berbahasa Sanskerta dan rupa – rupa yang disebutkan dalam cerita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar